Marugame Udon adalah gerai mi Jepang milik Takaya Awata, yang sekaligus CEO Toridoll Holdings perusahaan induk restoran ini. Sosoknya kerap disebut sebagai raja udon dengan harta miliaran dolar.

Saat ini, kurang lebih ada 1.900 gerai yang tersebar di banyak negara, termasuk Indonesia. Lebih dari 70 outletnya dapat ditemukan di Aceh hingga Nusa Tenggara Barat. Awata sendiri adalah sosok yang menarik karena sempat putus kuliah alias drop out (DO) sebelum jadi pengusaha sukses.

Dilansir Forbes, Awata mulai terjun ke bisnis restoran setelah keluar (drop out) dari Kobe City University of Foreign Studies pada 1985. Di usianya yang 23 tahun, ia membuka restoran ayam panggang pertamanya. Sayangnya, usaha ayamnya itu tidak berjalan mulus karena sepi pelanggan.

Awata mendapat 'ilham' saat datang ke kampung halaman ayahnya di Prefektur Kagawa, Jepang. Ia melihat pengunjung rela antre panjang di sebuah restoran udon, yang memasak mi kenyal berbahan tepung gandum itu tepat di depan pelanggan. Hal itulah yang mendorongnya membuka usaha udon sendiri.

Sejak awal mendirikan kedainya di Kakogawa, Prefektur Hyogo pada 2000, Awata memilih membuat udon sendiri di dapur terbukanya alih-alih menggunakan udon yang diproduksi secara massal. Konsep open-kitchen yang menghasilkan mie kenyal fresh dan diberi topping beragam sangat menarik perhatian pelanggan.

Bertahun-tahun kemudian, Marugame Udon yang lebih dikenal sebagai Marugame Seimen di Negeri Sakura, gencar melebarkan sayapnya. Dengan dibukanya cabang Okinawa pada 2011, Marugame menjadi waralaba udon pertama yang sedikitnya memiliki satu restoran di 47 prefektur Jepang.

Pada 2011, Toridoll membuka cabang Marugame Seimen pertamanya di luar Jepang yang berlokasi di Hawaii dengan nama Marugame Udon Waikiki Shop. Awata memperoleh ide untuk melebarkan sayap restoran mi kenyalnya di sana saat sebelumnya sempat berlibur ke Negara Aloha itu.

Ekspansi Marugame Udon berlanjut ke negara-negara terdekat meliputi Tiongkok dan Indonesia. Di Indonesia, Marugame Udon membuka outlet pertamanya di Mall Taman Anggrek pada 2013.

Sejak itu, waralaba udon milik Awata berkembang pesat di Indonesia maupun dunia. Pada 2015, sekitar 1.000 kedai Marugame Udon hadir di 27 negara. Toridoll membuka cabang restoran udonnya di Amerika Serikat pertama kali pada 2017 dan Inggris pada 2021.

Kesuksesannya dengan ribuan kedai tak lepas dari pendekatan Awata yang menyesuaikan menu Marugame Udon dengan lidah masyarakat lokal. Sebagai contoh, ia menggunakan kaldu berbahan dasar tomat di Tiongkok dan menyediakan topping irisan cabai rawit di Indonesia.

Hingga saat ini, Toridoll mengoperasikan hampir 1.900 outlet Marugame Udon di seluruh dunia. Per Agustus 2023, saham Awata yang sebesar 48% di Toridoll bernilai 1,1 miliar USD atau setara Rp 17,5 triliun (kurs Rp 15.933).

Awata masih ingin terus berekspansi global. Perusahaannya mengalokasikan dana ratusan juta dolar untuk merger dan akuisisi di negara-negara Eropa, Asia, dan Tiongkok Raya. Dalam lima tahun ke depan, raja udon itu berniat meningkatkan jumlah restorannya menjadi lebih dari 5.500 dan memperoleh pendapatan hingga USD 2 miliar.

Video: Menu Spesial untuk Jamuan Para Bintang di Golden Globe Awards 2025(azn/row)