Potret matahari dalam sinar ultraviolet. Foto: Jans Henke/ESA & NASA/Solar Orbiter/EUI TeamJakarta - Matahari adalah bintang di pusat tata surya yang berperan dalam menjaga gravitasi di seluruh tata surya, dari mulai planet terbesar hingga serpihan terkecil untuk tetap berada pada orbitnya. Hingga saat ini, National Aeronautics and Space Administration (NASA) setidaknya telah meluncurkan sekitar 18 misi penelitian untuk mempelajari Matahari. Bahkan, mereka berencana meluncurkan 13 misi tambahan lainnya di masa mendatang. Namun, pernahkah detikers terpikir bagaimana NASA mengamati Matahari? Terlebih, dengan tarikan gravitasi dan suhu yang ekstrem? Untuk itu, simak penjelasan ahli berikut ini. Misi Solar OrbiterDalam kolaborasi internasional, NASA bersama European Space Agency (ESA) meluncurkan wahana antariksa bernama "Solar Orbiter" pada 22 Maret 2023. Misi utama wahana ini adalah mengambil gambar permukaan matahari dengan resolusi tinggi untuk mendukung penelitian. Menariknya, gambar matahari ternyata perlu diambil dengan jarak sekitar 74 juta kilometer. Hal ini karena panas dan tarikan gravitasi yang sangat kuat dari Matahari. Dengan menggunakan Polarimetric and Helioseismic Imager (PHI), wahana ini tidak hanya mengambil gambar, tetapi juga mengukur arah medan magnet dan memetakan seberapa cepat bagian permukaan matahari bergerak. Kini, ESA telah merilis hasil dari misi "Solar Orbiter" dengan memberikan empat gambar matahari yang diambil menggunakan PHI selama lebih dari empat jam. Baca juga: Ternyata Tidak Sama, Ini Perbedaan Tsunami dan Gelombang PasangBerdasarkan keterangannya, ESA menyampaikan bahwa setiap gambar matahari terdiri dari 25 gambar yang disusun untuk memberikan resolusi yang tinggi. Hal ini karena mereka memerlukan jarak yang sangat jauh untuk mengambil gambar matahari. "Setelah setiap gambar diambil, wahana antariksa tersebut perlu dimiringkan dan diputar hingga setiap bagian permukaan matahari terekam," sebagaimana dikutip dari ESA pada (22/11/2024). ESA menambahkan bahwa keempat gambar matahari ini telah diteliti untuk dibandingkan dengan penggambaran matahari sebelumnya. Hasilnya, Matahari ternyata salah satu objek tata surya yang sangat dinamis karena banyak menghasilkan perubahan. Kendati demikian, seorang ilmuwan yang meneliti solar orbiter di NASA, Daniel Müller, menerangkan bahwa salah satu cara dalam memahami bintang dengan mudah adalah dengan mengamati medan magnetnya. "Medan magnet matahari adalah kunci untuk memahami sifat dinamis bintang induk kita dari skala terkecil hingga terbesar. Peta resolusi tinggi baru dari instrumen PHI Solar Orbiter ini menunjukkan keindahan medan magnet permukaan matahari dan alirannya dengan sangat rinci," terang Müller kepada Science Alert. "Pada saat yang sama, mereka sangat penting untuk menyimpulkan medan magnet di korona panas matahari, yang sedang digambarkan oleh instrumen EUI kami," tambahnya. Baca juga: Mengapa Wilayah Pesisir Berisiko Banjir Rob saat Bulan Purnama? Ini PenjelasannyaKeempat Gambar MatahariGambar pertama matahari menampilkan cahaya terang yang dihasilkan oleh plasma panas di permukaan bintang tersebut. Gambar ini juga menunjukkan permukaan matahari yang terus bergerak dan tampak berbintik-bintik akibat aktivitas plasma yang dinamis. Gambar kedua matahari memperlihatkan peta magnetik yang diukur menggunakan instrumen PHI. Gambar ini menunjukkan bahwa medan magnet matahari terkonsentrasi di wilayah bintik matahari dan mengarah ke luar (merah) atau ke dalam (biru) di mana pun bintik berada. Gambaran medan magnet ini juga menjelaskan mengapa plasma di dalam bintik merah cenderung lebih dingin. Hal ini ternyata disebabkan oleh konveksi yang memindahkan panas dari dalam matahari ke permukaannya, tetapi terganggu oleh partikel bermuatan yang mengikuti garis medan magnet. Sementara itu, gambar ketiga memperlihatkan pergerakan di permukaan matahari yang juga dikenal sebagai "takogram". Warna biru pada gambar ini menunjukkan pergerakan ke arah wahana antariksa. Selain itu, gambar ini juga menjelaskan bahwa meskipun plasma di permukaan matahari biasanya berputar mengikuti putaran matahari, namun plasma tersebut dapat terdorong keluar di sekitar bintik matahari. Terakhir, gambar keempat menunjukkan citra korona matahari di atas fotosfer. Gambar ini memperlihatkan plasma yang bersinar di atas wilayah bintik matahari yang aktif. Video NASA Temukan Suar Matahari Kelas X9, Diklaim Terkuat dalam Siklusnya |